Untuk
kesekian kalinya, duet antara Dee Company dan MD Pictures kembali melahirkan
sajian horror ke layar lebar. Kali ini dengan menggandeng sutradara bernama
Ubay Fox. Track record Ubay selama ini menjadi sutradara, pernah membuat film
Valentine. Film yang memakan waktu proses pasca produksi yang lama. Walaupun
pada akhirnya, waktu tayangnya sendiri hanya singkat, terhitung pada hari ke 5
penayangannya, Valentine ditarik dari peredaran, karena kemauan dari sang
produsernya sendiri. Terlepas dari itu, bisa dibilang Kembang Kantil adalah
film horror pertama yang digarap oleh Ubay Fox. Lalu apakah Ubay mampu
mengeksekusinya dengan baik?
|POSTER & TRAILER| Kembang Kantil
mempunyai poster yang unik. Latar belakang dinding dengan wall sticker
berdesign gaya mewah, namun dengan lantai yang kotor (?) Kemudian ada kedua
tokoh dewasa dan satu anak kecil yang mukanya tertutup oleh rambut. Ketiga
tokoh ini tangannya terikat oleh tali yang menggantung dari langit-langit.
Seakan mereka seperti boneka kayu yang sedang dikendalikan oleh pendongeng. Ini
poster yang simple namun tetap menarik. Walaupun kalau secara langsung, kita
tidak akan melihat adegan ‘boneka’ seperti itu. Kecuali poster itu dibuat,
sebagai bentuk makna yang tersirat terhadap isi film.
Selain
poster yang elegan, Kembang Kantil punya trailer yang menjanjikan. Suasana
horror, mencekam, misterius, dan rasa penasaran yang dibangun terasa pas.
Kembang Kantil itu yang dimakan di dalam trailernya, juga menjadi salah satu
daya tarik tersendiri, selain dengan dibawanya lagu ‘Cicak-Cicak di Dinding’
secara horror. Film ini telah menaikkan ekspektasi calon penonton, setelah
melihat poster dan trailernya.
|CERITA| Mengangkat anak dari panti
asuhan, sebagai pancingan agar sepasang kekasih memiliki keturunan. Namun bagaimana
jika si anak angkat, adalah anak yang ‘beda’? Premis yang menarik. Potensi itu
dibawa Kembang Kantil dengan cukup rapih. Selain diajak untuk mengikuti alur
yang sudah dibuat oleh pembuat film, penonton juga diajak untuk ikut menebak
teka-teki yang ada di dalamnya.
|VISUAL| Visual yang dibawakan Kembang
Kantil juga cukup elegan dikelasnya. Walaupun jelas masih dibawah dari
film-filmnya Hitmaker Studios. Pengambilan sudut gambar, penataan lighting,
hingga pewarnaan dalam color grading berhasil membuat film ini menjadi lebih
bernyawa.
|AUDIO| Satu hal yang menarik dari
Kembang Kantil adalah penggunaan sound effect yang mulai efektif, dibandingkan
film-film horror sejenis milik MD maupun Dee Company lainnya. Bicara soal musik
ilustrasi, film ini masih ‘berisik’, tapi setidaknya Kembang Kantil masih cukup
nyaman untuk dinikmati.
|ACTING| Nafa Urbach menjadi aktor
dengan acting paling cakep di film ini. Nafa mampu berperan sebagai Santi, and
she did a great job. Dia berhasil meyakinkan penonton, bahwa dia bukan Nafa,
tapi Santi. Salah satu twist besar di film ini, dia pemegang kuncinya. Dan Nafa
berhasil menjaga itu sampai di waktu yang pas untuk di ungkapkan. Sedangkan
Irish Bella, Fadika Royandi, Kevin Kambey, dan Richelle Georgette Skonicki
berada di urutan selanjutnya. Akting mereka cukup membawa suasana dan tetap
pada lajurnya masing-masing. Sedangkan Sarwendah, masih terlihat kaku dalam
berakting.
|KESIMPULAN| Film Kembang Kantil masuk
dalam kategori cukup untuk menghibur. Dia mempunyai elemen-elemen yang digarap
secara baik dan menarik, walaupun secara keseluruhan, masih ada kekurangan di
satu dan lain hal yang membuatnya kurang special. Namun tak ada salahnya untuk
menikmati film ini, selagi masih tayang di bioskop. #BanggaFilmIndonesia
0 komentar:
Post a comment